Senin, 03 Juni 2013

Di Awal Pernikahan


Sebelumnya kenapa aku ceritakan semua pengalaman hidup aku selama ini, karena aku seorang wanita yang ingin berbagi dan mencurahkan semua isi pengalaman dalam pernikahanku, saat ini usia aku baru mau menginjak usia 24 tahun,aku sudah menikah dan usia pernikahanaku masih terbilang baru seumur jagung, aku menikah di usia yang sangat muda, saat menikah usiaku baru 21 tahun.

Awal mulanya aku bertemu sama suamiku, aku sedang main dijakarta diatempat teman, dan kebetulan teman”aku memperkenalkan aku sama dia, awal mulanya keberadaan aku dijakarta waktu itu karena aku pergi dari kota bekasi untuk menjauhi seorang laki-laki yaitu mantan pacar, waktu itu juga aku dalam masa usia dan keadaan yang sedang labil, dan pas aku kenal sama dia 3 bulan terus aku diajak menikah sama dia, anehnya waktu itu aku bener-bener gak mikirin gimana nantinya,tanpa pikir panjang aku mutusin untuk menikah dengannya, padahal aku sebelumnya tahu kalau dia seorang duda dan sudah mempunyai anak. Tapi aku gak mempedulikan sttus dia apa, yang penting saat itu aku sangat merasakan nyaman dan mau menikah dengannya, sementara usiaku dengan suamiku terpaut usia yang sangat jauh, suamiku menikah sama aku dia sudah mempunyai anak dari mantan-mantan istrinya,dan dia menikah sama aku untuk yang ke tiga kalinya dia menikah lagi, saat itu aku tidak mengetahui sebelumnya kalau ternyata dia sebelumnya sudah pernah menikah 2x, yang aku tahu dia pernah menikah sekali tapipas aku tahu dari mantan istrinya kalau sebelumnya dia pernah menikah 2x, karena suami aku sendiri dia tidak pernah cerita sebelumnya. 

Namun nasi sudah menjadi bubur pernikahan sudah terjadi waktu tidak bisa diputar kembali. Waktu  itu aku terima dengan apaadanya karena aku mencintainya, bahkan saat menikahpun orangtua atau sodaranya dia tidak ada yang datang, aku menikah dengan sangat-sangat sederhana, dia hanya datang diwakaili teman-temannya, saat itu aku menikah penuh dengan keharuan, rasa suka duka telah menyelimuti kami, tapi karena dengan tekad aku memilihnya dan meau menikah dengannya aku sangat berusaha terima dengan iklas dan aku siap gimanapun keadaanya nanti aku siap menjalaninya berdua. Saat itu aku lihat orangtuaku,sodara-sodaraku mereka sangat senang aku menikah, ya walaupun pernikahan aku tidak direstui orangtua dan kelurganya dia, dan setelah menikah aku kembali ke jakarta sama suamiku.

Selang satu bulan setelah menikah, aku mutusin untuk bekerja lagi, saat itu aku cari-cari kerja dan alhamdulilah aku dapat, dan kebetulan tempat kerjanya tidak jauh dari rumah. Tidak terasa aku menikah dengan dia sudah mau jalan dua bulan, tapi aku samapai saat itu belum tahu dan bertemu sama sekali dengan keluarga besarnya ataupun orangtuanya. Tapi aku berpikir biarin aku tetap jalani semuanya dengan senyuman, yang penting niat aku menikah sama dia benar-benar tulus tanpa ada dasar negativ apapun.

Pas tahun baru imlek diathun aku belum lama menikah dengan suamiku,aku di bawa ke rumahnya orangtuanya,kebetulan dia kan terlahir dari keluarga besar dan lumayan cukup berada dan dia seorang kelurga keturunan chainesedan keluarga besar dia beragama kristen, jadi itu kenapa alsannya aku tidak direstui oleh kelurga besar dia,tapi lambat laun semunya menjawab dan kebahagian telah berpihak kepadaku, alhamdulilah saat itu kelurganya baik dan menerima kehadiran aku, saat itu aku senang ini mungkin jawaban dari kesabaranku selama ini.

Aku masih tetap bekerja perlahan-lahan suami aku tertimpa masalah dalam pekerjaanya,sampe dia berurusan dengan polisi,akhirnya aku dengannya pindah rumah dan pergi menjauh dari tempat yang sebelumnya aku tinggal. Akupun keluar bekerja, saat itu ujian terus menghampiri kedalam rumahtanggaku, aku saat itu terus berusaha bersabar dan bersabar karena aku lebih memilih bertahan dengan selalu setia menemani suamiku,apapun keadaannya.

Dan perlahan semu urusannya sudah mulai kelar,tapi apa aku di uji dari suamiku sendiri, dia sering pergi keluar malem pulang pagi itu sampai sering dia lakukan,alesannya karena kerjaan yang mendominasi dia untuk pergi keluar malem-malem,semua rasa kehawatiranku saat itu sebagai istri aku di uji,dan aku dipaksa untuk bisa bersabar, dan suatu ketika apa yang aku tidak dinginkan telah terjadi, awalnya aku lihat dari sikap suamiku mulai terasa sangat aneh padahal saat itu pernikahan aku belum menginjak satu tahun juga,tapi aku merasa ujian itu dengan cepat menghampiri aku, aku mulai curiga ada yang telah disembunyikan oleh suamiku, dan pas dia pulang pagi,aku selesai solat subuh aku baca pesan di bbmnya dan itu semua membuat aku syock dan sakit hati,karena suami aku bicara sama perempuan itu kalau dia tidak mengakui ada seorang istri,hati wanita mana yang tak sakit hatinya saat tahu suaminya sendiri membuat pengakuan terhadap wanita lain seperti itu.

Saat itu aku terus menngis aku tidak menduga bakal seperti ini, padahal usia pernikahanku terbilang masih dalam hitungan jari, aku saat itu memutuskan untuk meniggalkan dia,aku berkemas dan aku bawa semua barang=barang aku tanpa ada yang tersisa satupun,aku pulang dan aku cerita keorangtuaku, aku bicara saat itu aku mau mutusin untuk berpisah, tapi kedua orangtuaku,menyuruh aku agar bisa bersabar dan menerima, saat itu demi oarangtuaku aku masih memaafkan dia dan diapun menjemput aku ke kampung dan bawa aku ke jakarta lagi, saat aku minta ke dia untuk bisa jamin semuanya agar tidak terulang dan terulang lagi dan ralat semua apa yang uda dia katakan sama perempuan yang sedang dekat dengannya kalau ternyata dia egakui kenyataan yang sebenarnya,tapi apa??dia malah kasar dan pertama dia kasar sama aku dia kibasin celana yang masih ada sabuknya ke arah muka aku,sampai- sampai muka aku terlihat merah, saat itu aku mulai sadar dan tahu kalau ternyata suami aku yang sangat aku cintai ini ternyata dia mempunyai sipat yang kasar dan aku baru mengetahui sipat dia yang sebenarnya.

Saat itu aku terus bersabar dan aku berusaha lupain semuanya,aku jalani seperti biasanya,dan aku terus berharap semoga dikelak suatu saat nanti kedepannya dia tidak akan memperlakukan dan membuat aku seperti ini lagi.dan alhamdulilah saat itu aku bekerja lagi dan kebetulan perusahaannya masih milik dan punya sodara sepupunya dia, dan aku sama suamiku mutusin untuk tinggal di kantor karena rumah yang aku tempati sama dia sudah habis masa kontraknya. Walaupun ada sedikit rasa malu tapi aku terima dan  tetap jalani semunya dngan penuh keiklasan, yang penting harapan aku dengan suamiku untuk selalu bisa bersama dan dia tidak akan menyakiti aku lagi, waktu terus berjalan tanpa terasa mau hampir satu tahun pernikahan, dan aku juga bekerja disanas udah mau masuk dua bulan tiga bulan. 

Ternyata ujian telah menghampiri aku lagi, pernikahanku terus diuji, dan aku di uji dari suamiku lagi, dia mulai suka main judi,dan sampai”dia punya hutang sana sini gara-gara main judi,aku sampai larang-larang dia untuk tidak terus bermain judi tapi apa dia malah kasar sama aku, saat itu aku melarang dia untuk tidak bermainjudi online lagi,tapi apa dia malah bilang kalau aku kerja dan aku main judi ini karena  untuk hidup-hidup juga, untuk kebutuhan kita juga,karena kalau ngandelin dari gajih gakan cukup, saat itu aku cuma bisa diam dan menangis,karena emnag pada waktu itu ekonomi aku bener-bener gak cukup. Aku berusaha diam walaupun hati aku ingin rasanya menjerit aku berusaha tahan dan aku berusaha tutupin semuanya dari kelurgaku, pokoknya dia terus semakin menjadi sampai-sampai dia sering pergi-pergi lagi nemenin bossnya ketempat-tempat dugem, aku sering ditinggal sendirian waktu itu di kantor dia pulang pagi,aku walaupun suka merasa takut tapi mau gimana lagi aku harus tetap berusaha terima.

Waktu semakin berjalan dia semakin kasar semakin terasa gak eduli sama aku,semakin merendahkan dan gak pandang aku sebagai istrinya,tapi akus ebagai istri aku coba terus bersabar dan menerimanya, dan suatu ketika dia mulai aneh lagi aku merasa dia mulai gila lagi,aku merasa dia selingkuh,ternyata dugaan aku benar saat itu,semuanya aku lihat dari bbmnya dia ada dekat sama perempuan.saat itu aku merasakan hancur hati lagi untuk yang ke dua kalinya dia menghianati aku lagi. Aku putusin untuk pergi tapi dia malah semakin kasar dan dia terus menghalangi aku,sampai-sampai dia bakarin barang-barang aku,dia pukulin badan-badan aku,sampe biru-biru dan bengkak. 

Pas waktu pagi menjelang orang-oarang kerja pada datang ke kantor,aku di atas diam tidak keluar dan tidak kerja,dan aku bilang keteman aku kalau aku lagi sakit,padahal aku semalemnya habis berantem sama dia, tapi temen aku mnegetahui keadaanku dan dia ceritain keadaan aku kesodaranya suamiku,akhirnya akupun dianter dan dbawa kerumah adiknya suamiku, mereka sangat baik dan mengerti aku, dan mereka melindungi aku dari siksaan dia. Aku saat itu bisa pergi tinggalin dia aku pergi untuk istirahat dirumah adiknya dari suamiku. Hati aku terus menagis batin tersakiti badan akupun juga tersakiti, dan waktu itu aku mutusin untuk pulang ke rumah orangtuaku saja,dan merekapun tahu keadaanku,tapi apa mereka malah menyalahkan aku,padahal jelas-jelas anaknya lagi sakit sampe dia terluka.tapi karena dia pinter bicara dan akupun juga masih ada yng aku sembunyikan dari kelurga aku keadaan aku seperti apa disana?

Pokonya saat itu aku semakin terpojok dan aku merasa ini gak adil banget buat aku,aku minta perlindungan oarangtuaku tapi apa???mereka malah menyalahkan aku,mereka tidak tahu kejadian yang sebenarnya,keadaan yang sebenarnya, orangtuaku dan kluargaku tahunya aku hidup enak disenengin,hidup mewah tapi apa keyataanya?? tapi saat itu aku masih berusaha tutupin dari mereka semua kalau keadaan aku yang sebenarnya tidak seperti apa yang mereka pikir.

Karena saat itu aku lagi bangun dan renov rumah orangtuaku dan rumah kelak buat aku dan dia juga, karena emang sebelumnya rumah aku sudah tua dan hampir roboh dan akhirnya dia bangun, dengan sedikit demi sedikit dari uang yang tersisih aku dan dia bisa bangun rumah ya walaupun rumah dengan yang sederhana, karena aku berpikir yang penting punya rumah mau dimana dimana juga yang penting gak tinggal di rumah orang. Setiap aku minta cerai dan pisah dari dia,dia selalu mengancam rumah itu harus dibagi dua,padahal sebelumnya juga emnag uda ada rumah cuma memang rumah oargtuaku sebelumnya tidak sebagus dan segede seperti sudah dibangun. Saat itu aku semakin tertekan dan aku ikir jika aku pisah rumah ini harus dibagi dua sementara aku dan kelurgaku mau tinggal dimana?untuk bayar rumah juga tidak punya uang.


Bersambung dari halaman 1=>