Sebelumnya kenapa aku ceritakan semua pengalaman hidup aku selama
ini, karena aku seorang wanita yang ingin berbagi dan mencurahkan semua isi
pengalaman dalam pernikahanku, saat ini usia aku baru mau menginjak usia 24
tahun,aku sudah menikah dan usia pernikahanaku masih terbilang baru seumur
jagung, aku menikah di usia yang sangat muda, saat menikah usiaku baru 21
tahun.
Awal mulanya aku
bertemu sama suamiku, aku sedang main dijakarta diatempat teman, dan kebetulan
teman”aku memperkenalkan aku sama dia, awal mulanya keberadaan aku dijakarta
waktu itu karena aku pergi dari kota bekasi untuk menjauhi seorang laki-laki
yaitu mantan pacar, waktu itu juga aku dalam masa usia dan keadaan yang sedang
labil, dan pas aku kenal sama dia 3 bulan terus aku diajak menikah sama dia,
anehnya waktu itu aku bener-bener gak mikirin gimana nantinya,tanpa pikir
panjang aku mutusin untuk menikah dengannya, padahal aku sebelumnya tahu kalau
dia seorang duda dan sudah mempunyai anak. Tapi aku gak mempedulikan sttus dia
apa, yang penting saat itu aku sangat merasakan nyaman dan mau menikah
dengannya, sementara usiaku dengan suamiku terpaut usia yang sangat jauh, suamiku
menikah sama aku dia sudah mempunyai anak dari mantan-mantan istrinya,dan dia
menikah sama aku untuk yang ke tiga kalinya dia menikah lagi, saat itu aku
tidak mengetahui sebelumnya kalau ternyata dia sebelumnya sudah pernah menikah
2x, yang aku tahu dia pernah menikah sekali tapipas aku tahu dari mantan
istrinya kalau sebelumnya dia pernah menikah 2x, karena suami aku sendiri dia
tidak pernah cerita sebelumnya.
Namun nasi sudah
menjadi bubur pernikahan sudah terjadi waktu tidak bisa diputar kembali. Waktu itu aku terima dengan apaadanya karena aku
mencintainya, bahkan saat menikahpun orangtua atau sodaranya dia tidak ada yang
datang, aku menikah dengan sangat-sangat sederhana, dia hanya datang diwakaili
teman-temannya, saat itu aku menikah penuh dengan keharuan, rasa suka duka telah
menyelimuti kami, tapi karena dengan tekad aku memilihnya dan meau menikah
dengannya aku sangat berusaha terima dengan iklas dan aku siap gimanapun
keadaanya nanti aku siap menjalaninya berdua. Saat itu aku lihat orangtuaku,sodara-sodaraku
mereka sangat senang aku menikah, ya walaupun pernikahan aku tidak direstui orangtua
dan kelurganya dia, dan setelah menikah aku kembali ke jakarta sama suamiku.
Selang satu bulan
setelah menikah, aku mutusin untuk bekerja lagi, saat itu aku cari-cari kerja
dan alhamdulilah aku dapat, dan kebetulan tempat kerjanya tidak jauh dari
rumah. Tidak terasa aku menikah dengan dia sudah mau jalan dua bulan, tapi aku
samapai saat itu belum tahu dan bertemu sama sekali dengan keluarga besarnya
ataupun orangtuanya. Tapi aku berpikir biarin aku tetap jalani semuanya dengan
senyuman, yang penting niat aku menikah sama dia benar-benar tulus tanpa ada
dasar negativ apapun.
Pas tahun baru imlek
diathun aku belum lama menikah dengan suamiku,aku di bawa ke rumahnya
orangtuanya,kebetulan dia kan terlahir dari keluarga besar dan lumayan cukup
berada dan dia seorang kelurga keturunan chainesedan keluarga besar dia
beragama kristen, jadi itu kenapa alsannya aku tidak direstui oleh kelurga
besar dia,tapi lambat laun semunya menjawab dan kebahagian telah berpihak
kepadaku, alhamdulilah saat itu kelurganya baik dan menerima kehadiran aku,
saat itu aku senang ini mungkin jawaban dari kesabaranku selama ini.
Aku masih tetap bekerja
perlahan-lahan suami aku tertimpa masalah dalam pekerjaanya,sampe dia berurusan
dengan polisi,akhirnya aku dengannya pindah rumah dan pergi menjauh dari tempat
yang sebelumnya aku tinggal. Akupun keluar bekerja, saat itu ujian terus
menghampiri kedalam rumahtanggaku, aku saat itu terus berusaha bersabar dan
bersabar karena aku lebih memilih bertahan dengan selalu setia menemani
suamiku,apapun keadaannya.
Dan perlahan semu
urusannya sudah mulai kelar,tapi apa aku di uji dari suamiku sendiri, dia
sering pergi keluar malem pulang pagi itu sampai sering dia lakukan,alesannya
karena kerjaan yang mendominasi dia untuk pergi keluar malem-malem,semua rasa
kehawatiranku saat itu sebagai istri aku di uji,dan aku dipaksa untuk bisa
bersabar, dan suatu ketika apa yang aku tidak dinginkan telah terjadi, awalnya
aku lihat dari sikap suamiku mulai terasa sangat aneh padahal saat itu
pernikahan aku belum menginjak satu tahun juga,tapi aku merasa ujian itu dengan
cepat menghampiri aku, aku mulai curiga ada yang telah disembunyikan oleh
suamiku, dan pas dia pulang pagi,aku selesai solat subuh aku baca pesan di
bbmnya dan itu semua membuat aku syock dan sakit hati,karena suami aku bicara
sama perempuan itu kalau dia tidak mengakui ada seorang istri,hati wanita mana
yang tak sakit hatinya saat tahu suaminya sendiri membuat pengakuan terhadap
wanita lain seperti itu.
Saat itu aku terus
menngis aku tidak menduga bakal seperti ini, padahal usia pernikahanku
terbilang masih dalam hitungan jari, aku saat itu memutuskan untuk meniggalkan
dia,aku berkemas dan aku bawa semua barang=barang aku tanpa ada yang tersisa
satupun,aku pulang dan aku cerita keorangtuaku, aku bicara saat itu aku mau
mutusin untuk berpisah, tapi kedua orangtuaku,menyuruh aku agar bisa bersabar
dan menerima, saat itu demi oarangtuaku aku masih memaafkan dia dan diapun
menjemput aku ke kampung dan bawa aku ke jakarta lagi, saat aku minta ke dia
untuk bisa jamin semuanya agar tidak terulang dan terulang lagi dan ralat semua
apa yang uda dia katakan sama perempuan yang sedang dekat dengannya kalau
ternyata dia egakui kenyataan yang sebenarnya,tapi apa??dia malah kasar dan
pertama dia kasar sama aku dia kibasin celana yang masih ada sabuknya ke arah
muka aku,sampai- sampai muka aku terlihat merah, saat itu aku mulai sadar dan
tahu kalau ternyata suami aku yang sangat aku cintai ini ternyata dia mempunyai
sipat yang kasar dan aku baru mengetahui sipat dia yang sebenarnya.
Saat itu aku terus
bersabar dan aku berusaha lupain semuanya,aku jalani seperti biasanya,dan aku
terus berharap semoga dikelak suatu saat nanti kedepannya dia tidak akan
memperlakukan dan membuat aku seperti ini lagi.dan alhamdulilah saat itu aku
bekerja lagi dan kebetulan perusahaannya masih milik dan punya sodara sepupunya
dia, dan aku sama suamiku mutusin untuk tinggal di kantor karena rumah yang aku
tempati sama dia sudah habis masa kontraknya. Walaupun ada sedikit rasa malu
tapi aku terima dan tetap jalani semunya
dngan penuh keiklasan, yang penting harapan aku dengan suamiku untuk selalu
bisa bersama dan dia tidak akan menyakiti aku lagi, waktu terus berjalan tanpa
terasa mau hampir satu tahun pernikahan, dan aku juga bekerja disanas udah mau
masuk dua bulan tiga bulan.
Ternyata ujian telah
menghampiri aku lagi, pernikahanku terus diuji, dan aku di uji dari suamiku
lagi, dia mulai suka main judi,dan sampai”dia punya hutang sana sini gara-gara
main judi,aku sampai larang-larang dia untuk tidak terus bermain judi tapi apa
dia malah kasar sama aku, saat itu aku melarang dia untuk tidak bermainjudi
online lagi,tapi apa dia malah bilang kalau aku kerja dan aku main judi ini
karena untuk hidup-hidup juga, untuk
kebutuhan kita juga,karena kalau ngandelin dari gajih gakan cukup, saat itu aku
cuma bisa diam dan menangis,karena emnag pada waktu itu ekonomi aku bener-bener
gak cukup. Aku berusaha diam walaupun hati aku ingin rasanya menjerit aku
berusaha tahan dan aku berusaha tutupin semuanya dari kelurgaku, pokoknya dia
terus semakin menjadi sampai-sampai dia sering pergi-pergi lagi nemenin bossnya
ketempat-tempat dugem, aku sering ditinggal sendirian waktu itu di kantor dia
pulang pagi,aku walaupun suka merasa takut tapi mau gimana lagi aku harus tetap
berusaha terima.
Waktu semakin berjalan
dia semakin kasar semakin terasa gak eduli sama aku,semakin merendahkan dan gak
pandang aku sebagai istrinya,tapi akus ebagai istri aku coba terus bersabar dan
menerimanya, dan suatu ketika dia mulai aneh lagi aku merasa dia mulai gila
lagi,aku merasa dia selingkuh,ternyata dugaan aku benar saat itu,semuanya aku
lihat dari bbmnya dia ada dekat sama perempuan.saat itu aku merasakan hancur
hati lagi untuk yang ke dua kalinya dia menghianati aku lagi. Aku putusin untuk
pergi tapi dia malah semakin kasar dan dia terus menghalangi aku,sampai-sampai
dia bakarin barang-barang aku,dia pukulin badan-badan aku,sampe biru-biru dan
bengkak.
Pas waktu pagi
menjelang orang-oarang kerja pada datang ke kantor,aku di atas diam tidak
keluar dan tidak kerja,dan aku bilang keteman aku kalau aku lagi sakit,padahal
aku semalemnya habis berantem sama dia, tapi temen aku mnegetahui keadaanku dan
dia ceritain keadaan aku kesodaranya suamiku,akhirnya akupun dianter dan dbawa
kerumah adiknya suamiku, mereka sangat baik dan mengerti aku, dan mereka
melindungi aku dari siksaan dia. Aku saat itu bisa pergi tinggalin dia aku
pergi untuk istirahat dirumah adiknya dari suamiku. Hati aku terus menagis
batin tersakiti badan akupun juga tersakiti, dan waktu itu aku mutusin untuk pulang
ke rumah orangtuaku saja,dan merekapun tahu keadaanku,tapi apa mereka malah
menyalahkan aku,padahal jelas-jelas anaknya lagi sakit sampe dia terluka.tapi
karena dia pinter bicara dan akupun juga masih ada yng aku sembunyikan dari
kelurga aku keadaan aku seperti apa disana?
Pokonya saat itu aku
semakin terpojok dan aku merasa ini gak adil banget buat aku,aku minta
perlindungan oarangtuaku tapi apa???mereka malah menyalahkan aku,mereka tidak
tahu kejadian yang sebenarnya,keadaan yang sebenarnya, orangtuaku dan kluargaku
tahunya aku hidup enak disenengin,hidup mewah tapi apa keyataanya?? tapi saat
itu aku masih berusaha tutupin dari mereka semua kalau keadaan aku yang
sebenarnya tidak seperti apa yang mereka pikir.
Karena saat itu aku
lagi bangun dan renov rumah orangtuaku dan rumah kelak buat aku dan dia juga,
karena emang sebelumnya rumah aku sudah tua dan hampir roboh dan akhirnya dia
bangun, dengan sedikit demi sedikit dari uang yang tersisih aku dan dia bisa
bangun rumah ya walaupun rumah dengan yang sederhana, karena aku berpikir yang
penting punya rumah mau dimana dimana juga yang penting gak tinggal di rumah
orang. Setiap aku minta cerai dan pisah dari dia,dia selalu mengancam rumah itu
harus dibagi dua,padahal sebelumnya juga emnag uda ada rumah cuma memang rumah
oargtuaku sebelumnya tidak sebagus dan segede seperti sudah dibangun. Saat itu
aku semakin tertekan dan aku ikir jika aku pisah rumah ini harus dibagi dua
sementara aku dan kelurgaku mau tinggal dimana?untuk bayar rumah juga tidak
punya uang.
Bersambung dari halaman 1=>